Asal Usul Masyarakat Karo

Asal Usul Masyarakat Karo - Hallo sahabat AgniPedia, Pada sharing informasi kali ini yang berjudul Asal Usul Masyarakat Karo, saya telah menyediakan Informasi Terlengkap. mudah-mudahan isi postingan yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia Informasinya.


Asal Usul Masyarakat Karo

metedeh.blogspot.co.id
Pada zaman dahulu kala ada seorang Maharaja yang sangat kaya,sakti dan berwibawa. Dia tinggal disebuah negeri bersama permaisuri dan putra putrinya,yang jauh sekali di seberang lautan. Dia mempunyai seorang Panglima perang yang sangat sakti,berwibawa dan disegani semua orang. Nama Panglima itu ialah Karo keturunan India. Pada suatu ketika,Maharaja ingin pergi ke negerinya untuk mmencari tempat yang baru dan mendirikan kerajaan baru. Ia mengumpulkan semua pasukan nya dan menganjurkan semuanya untuk bersiap-siap untuk berangkat ke negeri seberang. Ia juga mengajak putrinya Si Miansari untuk ikut merantau.Miansari sangat senang mendengar berita itu karena ia sedang jatuh cinta kepada Panglima perang tersebut. Akhirnya Maharaja membagi kelompok dan Miansari memilih untuk bergabung dengan Panglima perang .Meraka mulai berlayar menyeberangi lautan dengan rakit yang mereka buat sendiri.

Demikianlah mereka mulai berlayar dan mereka tiba disebuah pulau yang bernama Pulau Pinang. Mereka tinggal ditempat itu untuk beberapa bulan.Dan mereka berburu untuk mencari makanan mereka. Suatu hari Maharaja memandang ke sebelah selatan dan melihat suatu pulau yang lebih luas dan lebih hijau lagi. Ia berniat untuk menyeberang kesana. Sore harinya ia mengumumkan kepada rakyatnya agar bersiap-siap untuk berlayar ke seberang. Dalam perjalanan tengah laut mereka mengalami suatu musibah yang sangat dahsyat yaitu angin badai dan ombak yang besar sehingga mereka tercerai-berai. Mereka sangat ketakutan dan berangggapan bahwa ajal mereka akan segera tiba. Tak disangka-sangka Miansari beserta Panglima dan rombongannya terdampar di sebuah pulau yang tidak mereka kenal tetapi Maharaja dan rombongannya yang tidak tau di mana keberadaan nya . Dengan demikian Panglima dan Miansari sepakat untuk melarikan diri dan menikah. Mereka berangkat dan membawa dua orang dayang dayang dan tiga orang pengawal.Mereka mengikuti aliran sungai dan mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.

Dan tiba di suatu tempat,mereka tinggal di tempat itu beberapa bulan lamanya. Di pulau itu mereka hidup penuh kebebasan,dan pada waktu terjadilah peristiwa yang sangat penting yakni Panglima dan Miansari menikah disaksikan oleh dayang-dayang dan pengawal mereka .Setelah itu mereka mulai lagi melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari tempat yang lebih aman. Mereka memasuki sebuah pulau yang tidak begitu jauhdari tempat mereka ,yakni pulau Perca(Sumatera) dan tempat itu sekarang bernama Belawan .Dari tempat itu mereka kembali melanjutkan perjalanan menelusuri aliran sungai menuju pedalaman. Dan tibalah mereka di suatu tempat yang sekarang disebut Durin Tani,di sasna terdapat sebuah gua yakni Gua Umang,di dalam gua itulah mereka beristirahat untuk beberapa hari sebelum mencari tempat yang lebih aman.Karena mereka menganggap tempat itu belum aman maka mereka memutuskan untuk mencari kembali yang lebih aman . Mereka mengikuti sungai dan menelusuri hutan menuju daerah pegunungan. Setelah beberapa hari lamanya mereka berada dan berjalan di tengah hutan belantara dan melewati beberapa tempat yang bernama Buluhawar,Bukum maka tibalah mereka di suatu tempat di kaki gunung dan tempat itu diberi nama Sikeben berdekatan dengan Bandarbaru.Mereka tinggal beberapa bulan lamanya namun karena si Karo melihat bahwa masih ada tempat yang lebih indah daripada tempat itu ,ia memutuskan agar mereka kembali menelusuri hutan dan akhirnya mereka tiba di kaki gunung Barus.

Mereka Sangat senang dan mereka semua setuju bila mereka tinggal di tempat itu,tetapi si Karo kurang setuju denga permintaan teman-teman nya karena ia melihat bahwa tanah yang ada ditempat itu tidak sama dengan tanah yang ada di negeri mereka.Ia kemudian memutuskan untuk mencari tempat lain,keesokan harinya mereka beristirahat di sebuah pohon "jabi-jabi"(sejenis beringin). Si Karo mengutus seekor anjing untuk menyeberang sebuah sungai untuk melihat keadaan dan anjing itu kembali dengan selamat maka mereka juga menyeberang sungai itu dan diberi nama sungai Lau Biang dan masih ada sampai sekarang. Beberapa hari kemmudian tibalah mereka di suatu tempat dan tanah yang terdapat di tempat itu memiliki kemiripan dengan tanah yang ada di negeri mereka dan bersorak-sorai dan sangat bergembira .Daerah tempat mereka tinggal itu bernama Mulawari yang berseberangan dengan si Capah yang sekarang Desa Seberaya. Dengan demikian si Karo dan pengawal-pengawal nya adalah pendiri kampung di dataran tinggi yang sekarang bernama dataran tinggi Karo (Taneh Karo).

Mereka membangun rumah mereka dari kayu yang ada di tempat itu beratapkan alang-alang dan dinding nya berasal dari pohon enau dan membuat 5 dapur dalam satu rumah.Si Karo mengangkat si Talon menjadi Kalimbubu dan kedua dayang-dayang itu menjadi anaknya sedangkan kedua pengawalnya diangkatnya menjadi menantunya dan mereka juga menikah.
Dari perkawinan si Karo(nenek moyang orang Karo) dengan Miansari lahir tujuh orang anak,anak sulung hingga keenam semuanya perempuan yaitu : Corah,Unjuk,Tekang,Girik,Pagit dan Jile kemudian lahirlah anak ke tujuh seorang laki-laki diberi nama Meherga yang artinya 'berharga' sebagai penerus. Dari sanalah akhirnya lahir Merga bagi orang Karo yang berasal dari ayah (pathrilineal) sedangkan bagi anak perempuan disebut Beru berasal dari kata Diberu yang berarti perempuan. Merga akhirnya kawin dengan anak Tarlon yang bernama Cimata,Tarlon merupakan saudara bungsu dari Miansari.Dari Merga dan Cimata kemudian lahir lima orang anak laki-laki yang namanya merupakan induk merga etnis Karo,yaitu:

1. Karo, diberi nama Karo tujuannya bila nanti kakeknya (Karo) telah tiada Karo sebagai gantinya sehingga nama leluhurnya tidak hilang
2. Ginting,anak kedua
3. Sembiring,diberi nama Sembiring karena dia merupakan yang paling mbiring (hitam) diantara saudaranya.
4.Perangin-angin, diberi nama Perangin-angin karena ketika lahir angin berhembus kencang
5. Tarigan ,anak bungsu
metedeh.blogspot.co.id

Pada perkembangan nya keturunan merga membentuk sub-sub merga yang baru sehingga terdapat banyak merga-merga pada suku Karo. Sub-sub merga ini berkembang akibat migrasi para keturunan Nini karo ke daerah lain sebab kampung semakin lama semakin padat,dan akkibat terjadi perkawinan dengan etnis lain dan daerah lain.

0 komentar

Posting Komentar